W. R. SUPRATMAN
Wednesday, January 16, 2013
0
komentar
W. R. SUPRATMAN
Bila kita menyanyikan atau
mendengarkan lagu kebangsaan kita Indonesia Raya, maka teringatlah kita kepada
penciptanya yaitu Wage Rudolf Supratman. W.R. Supratman dilahirkan pada hari
Senen Wage tanggal 9 Maret 1903, di Desa Somongari Purworejo Jawa Tengah.
Mula-mula ia masuk sekolah Boedi Uetomo tetapi keluar sebelum tamat, berhubung
ibunya meninggal dunia. Tahun 1914 ia dibawa oleh kakak kandungnya yang tertua
Rukiyem Supratiyah yang bersuamikan bangsa Belanda bernama W. M. van Eldik. Oleh
kakaknya ia dimasukkan ke sekolah Belanda, dengan memberinya nama Rudolf.
Tetapi tak beberapa lama dikeluarkan karena diketahui bahwa ia bukan keturunan
orang Belanda. Kemudian dimasukkan ke sekolah Melayu dan melanjutkan ke sekolah
Guru. Setelah tamat sekolah Guru ia bekerja sebagai Guru di Makassar, tetapi
tidak beberapa lama jabatan Guru ini ditinggalkan, kemudian bekerja disebuah
kantor Advokat.
Ia mendirikan sebuah
perkumpulan musik yang diberi nama Black and White. Tahun 1924 pindah ke
Surabaya, selanjutnya bekerja sebagai wartawan surat kabar Kaoem Moeda di Bandung kemudian di kantor berita
Alpena, dan akhirnya pada tahun 1926 di surat kabar Sin Po Jakarta. Pada saat
bekerja sebagai wartawan inilah ia mulai mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Maka saat diadakan Kongres Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928, berkumandanglah lagu ciptaannya Indonesia Raya yang
langsung diperdengarkan sendiri kepada peserta kongres secara vokal dan gesekan
biolanya. Lagu-lagu berikutnya ialah Ibu Kita Kartini (1929), Mars KBI (Mars
Kepanduan Bangsa Indonesia) 1930, dan Di Timur Matahari (1930). Sejak itu
pulalah gerak-geriknya selalu diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda. Karena
kesehatannya menurun, tahun 1934 ia dibawa keluarganya di Cimahi, dan tahun
1936 pindah lagi ke Randu Dongkal Pemalang. Setelah sembuh sakitnya pindah ke
Surabaya, dan di kota ini pulalah terciptanya lagu Mars Parindra dan
Suryawirawan. Di awal bulan Agustus 1938 lahir pula ciptaan lagunya yang
berjudul Mata Hari Terbit, yang setelah dinyanyikan menyebabkan ia ditahan
polisi kolonial Pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian ia dikeluarkan
kembali dari tahanan, dan sejak ini pulalah kesehatannya terus menurun, lalu
dibawa oleh keluarganya ke Surabaya.
Pada malam tanggal 17
Agustus 1938, pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini menutup mata untuk
selama-lamanya, meninggalkan bangsa Indonesia tercinta.
Atas jasa-jasanya Gubernur
Jawa Timur telah memberikan Piagam Penghargaan melalui ahli warisnya, kemudian
oleh Pemerintah RI ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, serta dianugerahi
Bintang Mahaputra Anumerta III, yang oleh ahli warisnya sekarang disimpan di
Departemen Sosial.
W.R. Supratman komponis yang
berjuang lewat karya lagunya ini kini telah tiada, namun “Indonesia Raya” masih
tetap membahana setiap saat, dinyanyikan dan diagungkan oleh bangsa Indonesia,
bahkan dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Bila kita menyanyikan atau
mendengarkan lagu kebangsaan kita Indonesia Raya, maka teringatlah kita kepada
penciptanya yaitu Wage Rudolf Supratman. W.R. Supratman dilahirkan pada hari
Senen Wage tanggal 9 Maret 1903, di Desa Somongari Purworejo Jawa Tengah.
Mula-mula ia masuk sekolah Boedi Uetomo tetapi keluar sebelum tamat, berhubung
ibunya meninggal dunia. Tahun 1914 ia dibawa oleh kakak kandungnya yang tertua
Rukiyem Supratiyah yang bersuamikan bangsa Belanda bernama W. M. van Eldik. Oleh
kakaknya ia dimasukkan ke sekolah Belanda, dengan memberinya nama Rudolf.
Tetapi tak beberapa lama dikeluarkan karena diketahui bahwa ia bukan keturunan
orang Belanda. Kemudian dimasukkan ke sekolah Melayu dan melanjutkan ke sekolah
Guru. Setelah tamat sekolah Guru ia bekerja sebagai Guru di Makassar, tetapi
tidak beberapa lama jabatan Guru ini ditinggalkan, kemudian bekerja disebuah
kantor Advokat.
Ia mendirikan sebuah
perkumpulan musik yang diberi nama Black and White. Tahun 1924 pindah ke
Surabaya, selanjutnya bekerja sebagai wartawan surat kabar Kaoem Moeda di Bandung kemudian di kantor berita
Alpena, dan akhirnya pada tahun 1926 di surat kabar Sin Po Jakarta. Pada saat
bekerja sebagai wartawan inilah ia mulai mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Maka saat diadakan Kongres Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928, berkumandanglah lagu ciptaannya Indonesia Raya yang
langsung diperdengarkan sendiri kepada peserta kongres secara vokal dan gesekan
biolanya. Lagu-lagu berikutnya ialah Ibu Kita Kartini (1929), Mars KBI (Mars
Kepanduan Bangsa Indonesia) 1930, dan Di Timur Matahari (1930). Sejak itu
pulalah gerak-geriknya selalu diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda. Karena
kesehatannya menurun, tahun 1934 ia dibawa keluarganya di Cimahi, dan tahun
1936 pindah lagi ke Randu Dongkal Pemalang. Setelah sembuh sakitnya pindah ke
Surabaya, dan di kota ini pulalah terciptanya lagu Mars Parindra dan
Suryawirawan. Di awal bulan Agustus 1938 lahir pula ciptaan lagunya yang
berjudul Mata Hari Terbit, yang setelah dinyanyikan menyebabkan ia ditahan
polisi kolonial Pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian ia dikeluarkan
kembali dari tahanan, dan sejak ini pulalah kesehatannya terus menurun, lalu
dibawa oleh keluarganya ke Surabaya.
Pada malam tanggal 17
Agustus 1938, pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini menutup mata untuk
selama-lamanya, meninggalkan bangsa Indonesia tercinta.
Atas jasa-jasanya Gubernur
Jawa Timur telah memberikan Piagam Penghargaan melalui ahli warisnya, kemudian
oleh Pemerintah RI ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, serta dianugerahi
Bintang Mahaputra Anumerta III, yang oleh ahli warisnya sekarang disimpan di
Departemen Sosial.
W.R. Supratman komponis yang
berjuang lewat karya lagunya ini kini telah tiada, namun “Indonesia Raya” masih
tetap membahana setiap saat, dinyanyikan dan diagungkan oleh bangsa Indonesia,
bahkan dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia.
0 komentar:
Post a Comment